Minggu, 03 Februari 2013

ELEGI-KU

ELEGI itu terdengar kembali... Nyanyian itu aku sendiri yang menciptakan dan membuatku tersiksa. Aku tak pernah merelakan ia pergi. Ku coba tak mendengarkannya lagi namun kadang orang memaksaku untuk menyanyi lagi.
Rasanya enggan, Begitu enggan namun tetap kunyanyikan. Bagaimana bisa aku bertahan? Luka itu tidak seberapa bagi orang lain, Namun begitu perih saat kutahan tidak menyanyikannya.
Aku sudah berdiri diatas satu penompang yang aku coba paksa untuk bertahan hingga kubisa membuat orang yang kusayang tersenyum padaku. Namun, Hujatan itu membuatku lemah.. Aku terluka, Bukan karena orang yang menghujat namun karena kupaksa diriku untuk tidak bernyanyi elegi lagi. Dan itu semua... Membuatku lumpuh.
Ibarat rumah.. Aku adalah rumah tua yang mencoba bertahan diantara gedung megah dihadapanku, Aku bukan siapa-siapa.. Aku berbeda dengan kalian, Sangat berbeda.. Aku tidak pantas berada diantara kalian..
Andai ada telinga yang mau mendengarkan nyanyianku, Bahkan ikut bernyanyi denganku. Mungkin aku akan bahagia.. Namun aku sadar semua itu hanya ada dalam anganku, Dan saat kusadar kutau aku justru menambah lirik dalam elegiku.. Yang bisa aku lakukan ialah mempertahankan penompang yang saat ini juga merupakan mimpiku, Entah bagaimana caranya?
Andaikan benar harus kuhindari gedung perkotaan itu, Akan kulakukan.. Walau sepi namun kuharap itulah yang terbaik, Aku tak ingin merobohkan penompangku akupun tak ingin lagi bernyanyi elegi :'''

ELEGI-KU
"Tok tok tok," 
Munkar nakir: kenapa ? 
Saya: boleh saya masuk? 
Munkar nakir: belum waktunya.
Saya: sebentar saja. 
Munkar nakir: tidak. 
Saya: kalau begitu titip salam untuk orang yang saya sayangi,
Saya merindukannya,
Sampaikan maaf saya karena tidak bisa memberinya kebanggaan sedikitpun,
Bahkan ijazah SD. 
Maafkan saya.. 
Tolong sampaikan jika sempat mohon mampir 1 malam saja dimimpi saya. 
Jika beliau berkenan

AYAH..... AKU MERINDUKANMU :'(
SANGAT :'''